Kamis, 26 Desember 2013

Hate to Miss Someone

Ngomongin musik dan lagu emang ga ada habisnya. Banyak lagu-lagu yang menyenangkan didengar, dinyanyiin apalagi diresapin. Untuk kalian-kalian yang hidupnya tiada hari tanpa musik pasti pernah ngalamin hal ini. Lagu kadang jadi perwakilan hati seseorang, bahasa yang tak perlu diucapkan tapi sudah tersampaikan. Lagu kadang jadi luapan emosi seseorang, bentuk ungkapan dari hati yang tak sengaja terlukiskan lewat rangkaian lirik dan nada yang ada. Tak terkecuali lagu berikut ini.

Sebuah lagu dari Still Virgin. Lagu beberapa tahun yang lalu tapi masih tetep enak didengerin sampe sekarang. Trust me, it works! 

Lirik :
One night I stand I remind of you
Our hope and dream tears in my eyes
When you gone so fast when I realized you know I can be perfect

I fall from you you make me like I can't stand with you
You make me like I can't live with you I can't hold your hand
So please don't let me down

I try to be a stronger when I know everything over
Everytime I feel everyday I think
I never see you once again

I know I can't be stronger even I try to forget you
Oh no I missing you I need It's you
So please don't make me feel like
I keep you in my heart

I miss your smile I miss your face
I need you hear I need your hugs
In everynight in everyday like you want me to be

I miss your voice I miss your laugh
I need your hear I need your hug
In everynight in everyday... Is you
You know everything is you

Dari liriknya aja udah touching gitu.
Buat yang penasaran langsung cek di google, liat profil bandnya, dengerin lagunya, nyanyiin di kamar sambil mojok sendiri. Trust me, it's very works! 

Biar Saja Semua Begini

Bertemu lagi dengan saya, yang punya blog ini. Kali ini saya datang dengan sedikit unsur promosi #eh
Yak, kali ini lagi mau posting tentang beberapa lagu yang nyantol ditelinga dan ini salah satunya. Sebelumnya sih udah pernah ngepost tentang lagu ini, tapi sempat saya hapus (-_-)v #pissyo

Sebuah lagu dari band indie Pop Punk asal Yogyakarta, bernama Permen Untuk Funny. Dari nama ini sweet sekali ya, kalo lagu dan personilnya? Ya, silakan cari tau sendiri saja. Tapi yang jelas mereka ramah-ramah kok orangnya (ini pujian loh mas mas, minta goceng ya) #eh

Lagu yang berjudul Biar Saja Semua Begini ini dinyanyikan oleh Permen Untuk Funny feat Sekar.
Lagu ini direkomendasikan diputar saat galau, di tengah malam, bisa juga jadi lagu pengantar tidur yang baik.

Buat yang penasaran sama lagunya bisa klik link dibawah ini :
http://www.reverbnation.com/pufpermenuntukfunny/song/17188856-biar-saja-semua-begini-featsekar

Buat yang mau nyanyi-nyanyi sambil genjrang-genjreng di rumah, ini ada lirik beserta chord yang langsung saya peroleh dari si empunya lagu. Check it out!

Intro : Esus4.. A E A E

E A Amaj7
Mungkin sekarang kau berkata kau telah berubah

E A   Amaj7
Menjadi kamu yang lebih baik dari yang dulu

C#m   B      A  E
Kaupun Pernah mengatakan itu padaku

C#m   B A   B
Untuk yakinkanku kau kembali dalam hidupku


Reff :

A E   A   E
Tak penting bagiku sayang..Tak penting bagiku

A   E      A    E
Kau yang hancurkan semua biar saja semua begini


E   A Amaj7
Sekarang hidupku lebih baik tanpa dirimu

E      A    Amaj7
Walau ku masih sayang padamu namun hatiku

C#m  B A E
Tak mampu lagi tuk percaya pada dirimu

C#m   B      A B
Jadi pergi saja kamu dari dalam hidupku


Interlude : A,E,A,E

Back To Reff :

A  E
Biar saja semua begini

A  E
Bagiku ini lebih baik

A  E
Biar saja semua begini

Buat yang masih penasaran juga sama band yang satu ini silakan temui mereka di :
Twitter                      : @PermenUtkFunny
FacebookFanPage    : Permen Untuk Funny
Reverbnation             : http://www.reverbnation.com/pufpermenuntukfunny
atau search aja di google dengan keyword Permen Untuk Funny, pasti muncul kok (yaiyalah)

Oke. Selamat mendengarkan, selamat bernyanyi, dan selamat menikmati.

Rabu, 11 Desember 2013

11-12-13

Post kali ini ga ada hubungannya sih sama judul dan tanggal yang katanya cantik hari ini.
Karena ga ada ide mau nulis tentang apa hari ini, akhirnya gue putusin buat membahas sedikit keresahan hati gue tentang yang namanya mood. Yes, kali ini gue mau bahas tentang mood. 

Mood. Apa sih mood itu?
Menurut kamus terjemahan bahasa Inggris-Indonesia yang gue baca, mood adalah suasana hati. Ya semacam perasaan yang sedang dialami gitu. Biasanya orang yang sering mengalami perubahan suasana hati macam ini dinamakan orang yang mood-moodan atau moody. Suka terlalu terbawa sama suasana hatinya.

Gue ga mungkirin sih kalo gue juga pernah keliatan badmood di depan beberapa orang di sekitar gue. Tapi itu jarang menurut gue. Sebisa mungkin gue masih tahan untuk ga memperlihatkan secara jelas kalo gue lagi badmood. Fake smile gitu lah bahasa gaul nya.

Nah, keresahan hati gue adalah gue suka ga ngerti aja sama orang-orang yang bisa moody secara mendadak. Di sekitar lingkungan pergaulan, gue masih sering banget nemuin jenis manusia yang suka ngeliatin mood nya terlalu kentara. Misal, kita lagi asik ngobrol nih. Mereka yang awal ngobrolnya masih ketawa ketiwi ngakak ngikik, tiba-tiba sepersekian menit berubah jadi diam seribu bahasa dan pasang muka datar bermuram durja. Sumpah gue ga ngerti, kok bisa sih?

Keresahan hati selanjutnya adalah gue ga ngerti harus kayak gimana ngadepin orang yang mood nya kambuh. Gue bingung, serba salah. Mau gue diemin takutnya tambah parah, tapi kalo gue tanyain takutnya gue yang jadi bete karena ga ditanggepin. What should I do?

Jangan tanya seberapa sering hal ini gue alamin, walaupun ga tiap hari tapi tetep aja hal ini cukup ganggu hubungan pertemanan gue. Di saat kayak gitu, gue jadi ngerasa hubungan pertemanan ini merenggang karena jaga jarak yang terjadi diantara kita. Kadang gue suka ngerasa bukan teman yang baik karena ga ngerti sifat teman gue sendiri, tapi di satu sisi gue juga takut terlalu mencampuri urusan perasaan mereka. Jadi selama ini yang gue lakuin kalo tiba-tiba mood teman gue kambuh, gue bakal diam, nunggu sampai yang bersangkutan negur gue duluan atau kadang juga gue coba tegur duluan walaupun sebelum nanya gue harus nyiapin mental dulu, jaga-jaga kalo bakal sakit hati karena pertanyaan gue ga ditanggepin atau dijawab tapi dengan nada ketus.

Kalian ada saran buat ngadepin situasi yang gue alamin di atas?
Gimme some advice, please.

Minggu, 01 Desember 2013

Laut Ku, Bukan Kamu


Laut.
Dia begitu indah, bagiku.


Sama seperti kamu.

Kamu ibarat laut yang memanjakan mata, 
ibarat desiran ombak yang menenangkan jiwa.

Kamu sempurna. 
Dan aku terlalu biasa untuk seorang yang sempurna.

Kamu itu laut bagiku. 
Laut yang biru, laut yang mempesona ku.
Kamu laut ku.

Sayang.
Aku hanya bisa menikmatimu dari jauh. 
Melihatmu dari tepian, ditemani serakan pasir dan angin semilir.



















Aku mengagumimu. Sungguh.
Aku berterimakasih pada Tuhan, karena Dia telah menciptakanmu.
Menciptakan keindahan untukku.
Walaupun tak bisa ku sentuh, kamu sudah menyentuh hatiku.
Menyentuh hingga dasar hatiku.

Hatiku telah tersentuh olehmu.
Namun aku tak akan membiarkan mu semakin dalam menyentuh hatiku.
Aku akan mengalihkan pandangan ku pada laut yang lain.
Laut yang mungkin akan menerima ku tanpa ragu.

Aku akan menyelam ke dasar laut yang lain.
Mencari apa yang tersimpan di dalamnya.
Dan menemukan sesuatu yang aku cari sejak lama.
Sedangkan kamu bisa menunggu pengagum lautmu yang lain, selain aku.

Tapi aku tau, bahwa selamanya aku akan terus mengagumi mu. 
Selalu.

Jumat, 15 November 2013

Hujan yang Bersahabat

Bau tanah yang tersiram air hujan itu ajaib, bisa menimbulkan suasana tentram seketika. Aku suka, baunya khas dan tak ada yang menyamainya.
Sore ini air hujan turun dengan cukup deras. Aku menatap jendela dan melihat bulir hujan jatuh satu per satu, lucu. Mereka turun dari langit dengan keadaan yang terpisah satu sama lain, kemudian menempel pada kaca, dan jatuh ke bawah yang pada akhirnya tetap menyatu menjadi gumpalan air juga.

Source: google


Hujan ini turun tak sendiri, dia mengajak serta sahabatnya, petir. Mereka telah berjanji untuk bersama sore ini. Mereka sepakat untuk bermain bersama dan menikmati sore berdua. Aku menikmati pemandangan dimana kedua sahabat itu sedang bermain bersama, aku melihatnya dari dalam kamar, dibalik kaca jendela. Aku memandang mereka yang saling bertemu dan bertegur sapa setelah sekian lama tak jumpa. Mereka rindu satu sama lain, rupanya.

Aku juga, aku merindukan dia.                                                                                                    

Entah, tiba-tiba persahabatan antara hujan dan petir mengingatkan aku akan dia. Dia sahabatku dan aku rindu padanya, seperti tanah kering yang merindukan kedatangan hujan. Aku lama tak bertemu dengannya, sekitar dua bulan kita tak saling bertatap muka. Jangankan bertatap muka, hanya sekedar menatap mata pun tak bisa. Kami dipisahkan jarak, aku di sini dan dia di sana. Kami tak bisa saling bertemu di kehidupan nyata, hanya bisa di dunia maya. Aku sibuk menguntit akun pribadinya untuk ingin menyapa dan menanyakan kabarnya. Itu saja.

Kami bersahabat cukup lama, tapi dia tak tahu bahwa sebenarnya aku menyimpan rasa.
Aku terjebak, aku suka padanya namun dia menganggapku hanya teman biasa. Aku takut apabila aku mengatakannya, aku akan kehilangannya. Aku ingin bersamanya, terus bersamanya. Aku tau yang bisa terus bersamanya dan selalu ada untuknya adalah sahabatnya, maka dari itu aku memilih untuk tak mengungkapkannya.

Aku kalah, aku kalah pada keadaan. Dimana aku dan dia hanya teman. Keadaan dimana hubungan kami hanyalah sebuah persahabatan. Inilah yang aku pilih, yang aku harapkan. Aku tak bisa memilikinya, tapi aku bisa berada disampingnya selamanya. Kalau menurutmu, mana yang lebih indah?



Ditulis di sore hari saat hujan deras, dan hawa yang dingin.

Ayah dan Pahlawan

Tanggal 10 November yang lalu, kita semua tahu bahwa hari itu adalah hari dimana para pahlawan dikenang. Iya, Hari pahlawan lebih tepatnya. Sedangkan beberapa hari yang lalu adalah Hari Ayah Nasional.  Harinya Ayah-Ayah di seluruh Indonesia. Selamat Hari Ayah! Dan ini adalah kadoku untuk ayah di Hari Ayah Nasional.

Ayahku, Pahlawanku.
Ayah dan pahlawan adalah sosok yang sama, bagiku tak ada beda. Ayah adalah sosok pahlawan dalam kehidupan, setidaknya bagiku dan kehidupanku. Ayah adalah salah satu orang berarti yang aku miliki hingga saat ini. Sosok yang ku sayangi, ku hormati. Ayahku adalah pahlawan keluarga, dia yang membanting tulang dengan  bekerja, dia menyisihkan sebagian hasil jerih payahnya demi keluarga, dia itu sosok yang cuek tapi tidak sebenarnya, dia adalah orang yang biasa saja tapi bagiku luar biasa, dia menyayangiku dengan caranya, dia membuatku berbicara dengannya seolah aku sedang berbicara dengan sahabatku sendiri, dia adalah salah satu alasan aku masih tetap bertahan di kerasnya kehidupan. Iya, dia adalah penguatku, penyemangatku.  

Untuk Ayah

Ayah...
Aku bersyukur memiliki ayah seperti mu. Kelak aku akan membalas semua yang telah kamu berikan kepadaku, walau aku tau semua itu tak akan pernah cukup. Aku tahu aku sering merepotkanmu, aku masih melawan nasihatmu, kadang aku tak mendengarkanmu,  tapi aku hanya ingin kamu tau bahwa aku sangat menyayangimu. Jujur, aku takut kehilanganmu, sangat takut.
Aku mungkin tak bisa mengutarakan ini secara terang-terangan di depanmu karena aku malu, iya aku malu padamu.

Ayah...
Aku ingin kamu selalu percaya padaku. Aku mungkin bukan anak yang baik, aku jelas masih banyak salah padamu, tapi terimakasih telah memberikan kepercayaan kepadaku. Terimakasih telah memberikan yang aku butuhkan, terimakasih untuk menasihatiku tanpa memarahiku, terimakasih telah membuatku sangat menyayangimu, terimakasih telah mendoakanku, terimakasih banyak. Terimakasih atas supportmu selama ini, yah.

Ayah...
Aku menyayangimu, aku bahagia menjadi anakmu, aku tak pernah menyesal menjadi bagian dari hidupmu. Semoga Tuhan selalu menjagamu, melindungimu, memberi rizki kepadamu, memberi kebahagiaan hidup untukmu dan memberikan umur yang panjang padamu.

Ayah...
Berbahagialah di hari tua mu. Aku ingin kamu menikmati hidup yang indah dan tenang di hari tua mu itu. Lupakan masalah hidupmu, bersenang-senanglah dengan kehidupanmu sekarang, jangan sesali apa yang sudah terjadi, tetaplah menjadi ayah yang sama seperti dulu, jangan pernah menyerah dan kalah pada kerasnya hidup.

Ayah, aku di sini.
Aku ada di sampingmu yang akan selalu menjadi pendengar setia ceritamu, aku ada di belakangmu yang akan selalu mendukung semua keputusanmu, dan aku ada di depanmu yang akan mewujudkan semua doa dan harapanmu.

Ayah, jangan lupa untuk selalu memotivasiku, jangan biarakan aku menyerah akan hidup, dan rangkul aku di saat aku merasa tak sanggup. Aku membutuhkanmu di saat seperti itu, sangat sangat membutuhkanmu.



Ayah, aku menyayangimu.
Benar-benar menyayangimu.


Tertanda,


Anakmu.



The best thing that I ever had.








Selasa, 05 November 2013

Rumah Kita, Istana Kita?


Rumah terkadang menjadi tujuan pulang, dimana ada kerinduan yang tak bisa ditahan. Rumah kadang menjadi alasan, dimana hati dan pikiran sedang tak karuan. Rumah kadang menjadi tempat yang nyaman, dimana ada mereka-mereka yang kita sayang. Rumah juga kadang jadi membosankan, dimana tak ada hal apapun yang bisa dilakukan.

Rumah menjadi sangat membahagiakan saat aku bertemu Ayah dan berbincang walaupun sebentar saja. Rumah bisa menjadi sangat menyebalkan saat aku berselisih paham dengan Ibu dan aku memilih diam. Rumah jadi terasa menyenangkan sepulang aku bertemu dan bermain dengan teman-teman. Rumah bisa sangat aku rindu kan ketika aku pergi beberapa waktu dan tak pulang. Tapi rumah juga bisa menjadi yang tak ingin didatangi ketika ada masalah yang terjadi. 

Rumah adalah tempat yang sempurna, tempat dimana semua rasa tertuang di sana. Aku suka di rumah, tapi terkadang tidak. Aku ingin ke rumah, tapi terkadang juga tidak. Aku jadi bingung. Rumah kadang menjadi tempat yang kita inginkan, kita butuhkan. Tapi kadang kenyamanan yang diharapkan, kedamaian yang diinginkan tak ada di rumah. Jadi apa sebenarnya rumahku istanaku? Apakah rumahmu juga istanamu?

Senin, 28 Oktober 2013

Apa Cinta Itu Sederhana?

"Apa kamu pernah mencintai sepihak? Dimana kamu mencintainya namun dia tidak? Apa kamu pernah ditolak? Mengungkapkan kamu cinta padanya tapi dia tidak? Apa kamu pernah mencintai diam-diam? Dan dia pun tak pernah tau apa yang selama ini kamu pendam?", temanku bertanya dengan nada yang memekakkan telinga.

Lalu aku yang sekarang bertanya, "Apa cinta sesakit itu? Apa cinta harus selalu merasa sakit? Apa mencintai itu jauh lebih sakit dibandingkan dicintai? Rasanya cinta terdeskripsikan begitu sakit di sini".


Temanku yang lain juga bertanya, "Apa cinta tak pernah berakhir bahagia? Apa cinta tak menemukan jalannya untuk bahagia? Apa cinta tak tau bagaimana harus bahagia? Aku tak mengerti betapa cinta harus sulit untuk sekedar merasa bahagia".

Kemudian seorang anak kecil ikut bertanya, "Cinta itu siapa? Apa itu cinta? Aku tak mengerti apa yang kalian bicarakan".

Kami semua terdiam, tak ada yang mampu menjelaskan. Anak kecil itu terus saja mendesak dengan pertanyaan yang ia lontarkan. Kami membisu. Aku sendiri pun menyerah dengan pertanyaan itu. Temanku juga. Dia tak bisa mendeskripsikannya dengan bahasa yang mudah dicerna.

Kami semua tersadar, mengapa terlalu banyak pertanyaan tentang cinta padahal kami tak mengetahui apa itu cinta sebenarnya. Hal ini menjadi rumit karena hal sederhananya saja tidak kami ketahui. Ternyata cinta itu tak sederhana, tidak sesederhana namanya.


Cinta itu apa?

Cinta terlalu rumit untuk dijelaskan,
aku sungguh tak mengerti apa itu cinta?



Source: google

Oh, mungkin kamu yang di sana tau? Apa kamu benar-benar mengetahuinya? Tolong jelaskan padaku, teman-temanku dan anak kecil itu. Aku tunggu jawabannya. Dan aku harap kamu juga membawa apa yang dinamakan cinta, secepatnya. Tolong tunjukkan yang mana itu cinta? Aku benar-benar menunggu.



Aku Nyata, Kamu Semu

Source: google

Aku ada, namun bagimu tak nyata. Aku ada, tapi mungkin kamu tak menyadarinya.
Aku ada, namun tak pernah kamu rasa. Aku ada, tapi kamu tak pernah melihatku dengan sempurna.

Kamu tau? Aku memperhatikanmu sejak lama. Kamu tau? Aku hanya melihat ke arahmu saja.
Aku tau. Kamu tak pernah mengetahuinya. Aku tau. Kamu tak pernah melihat ke arahku walau itu sekali saja.

Terlalu naif bagiku mengakuinya, mengakui bahwa aku menyukaimu.
Aku menyukaimu, sedangkan kau tak tau. Bahkan tak pernah tau atau mungkin tak ingin tau.

Aku memandangmu dengan kedua mataku yang seolah ingin melompat keluar dari tempatnya. Tapi kadang, aku melihatmu dengan kedua mataku yang seolah tak mau memandangmu walaupun aku sangat ingin sebenarnya. Apa aku terlalu takut? Atau aku terlalu malu? Terlalu takut bila kau mengetahuinya dan terlalu malu untuk ku mengakuinya?

Ah, mungkin ini hanya perasaanku saja. Perasaan yang tak mungkin untuk kau balas sepertinya.
Atau aku cuma seseorang yang berani memandang mu dari belakang. Dan tak akan pernah berani untuk mengungkapkan.

Aku cuma seorang pengagum mu saja. Aku tak ingin lebih dari itu, karena dengan kau mengenal ku atau mengetahui nama ku saja sudah sangat membuatku merasa ada.

Mungkin tulisan ini begitu munafik. Hanya memandangmu tanpa ingin memilikimu.
Tapi aku tau, bahwa kamu itu semu, semu dalam kehidupanku.
Karena kamu, hanyalah bayangan yang aku coba raih namun aku tak mampu.

Ya, 20 My Age.

20 tahun, usia dimana aku bukanlah anak remaja belasan tahun lagi. Sekitar dua minggu yang lalu, akhirnya aku menyandang gelar sebagai remaja 20 tahun. Aku masih bingung apa 20 masih dikatakan sebagai remaja atau wanita dewasa? Entah. Aku lebih baik merasa sebagai remaja yang masih dalam proses menjadi wanita dewasa.

Source: google

Dua puluh tahun bukan waktu yang singkat untuk aku memahami kehidupan ini. Sudah banyak cerita yang tertulis dan terekam dalam memori sampai detik ini. Aku bersyukur pada Tuhan, Dia masih mempercayai ku untuk bisa menikmati kehidupan yang Dia berikan. Dia masih memberi ku kesempatan untuk menghadapi kehidupan. Terimakasih, Tuhan.

Dua puluh tahun ini aku lewati bersama orang tua, saudara, teman, sahabat, juga orang-orang yang mungkin tak menganggapku ada walaupun aku menganggap mereka ada atau pun sebaliknya. Terimakasih ya.
Aku hanya bisa mengucapkan itu, karena berkat kalian hidupku tak sesepi yang aku bayangkan. Di saat aku merasa sendiri, ternyata aku masih memiliki kalian. Aku hidup karena kalian. Aku ada bersama kalian. Dan aku bertahan juga untuk kalian.

Tak ku pungkiri selama hidup dua puluh tahun ini, terkadang aku merasa sepi dan sendiri. Entahlah, aku juga bingung. Ada saat dimana aku merasa tak punya siapa-siapa, tak ada yang bisa diajak bercerita, atau tak ada yang membutuhkan aku rasanya. Ada saat dimana aku merasa sendiri dalam keramaian. Tapi setelah aku merenung lagi, ternyata aku memiliki Tuhan dan kalian. Aku mencoba untuk menghapus rasa sepi yang aku rasakan dengan mengingat Engkau dan kalian. Ya, itu lumayan mengobati rasa sepi yang kadang datang.

Di dua puluh tahun ini, aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Pribadi yang lebih menghargai kehidupan, menghargai waktu dan menghargai orang-orang yang ada di sekitar ku tentunya. Aku juga ingin menjadi pribadi yang ada, nyata di hidup kalian. Aku mungkin senang menyendiri, tapi aku juga butuh kalian di saat yang aku butuhkan. Aku harap kalian menjadi nyata dalam kehidupan ku juga, yang ada dan bersedia untuk sekedar bercerita atau bahkan hanya sekedar menemani saja. Kadang lelah menjadi sosok yang baik-baik saja walaupun sebenarnya tak seperti kelihatannya. Yang terlihat kuat meski ternyata rapuh juga. Aku juga ingin menjadi orang yang ingin dikuatkan bukan yang selalu menguatkan. Yang ingin dihibur bukan yang selalu menghibur. Yang membutuhkan bukan yang selalu dibutuhkan. Atau bahkan yang ingin diperhatikan walaupun pura-pura tak perlu diperhatikan.

Dua puluh tahun juga harus menjadi titik dimana aku harus menatap ke depan, mempersiapkan kehidupan yang akan datang, fokus terhadap apa yang aku lakukan. Semoga kehidupan bersedia berbagi manis pahitnya dengan ku, semoga kehidupan tak seberat yang aku bayangkan dan semoga aku bisa melewati kehidupan dengan baik-baik saja.

Selasa, 03 September 2013

Mudik Part 2 - Jakarta


Ciluk Ba!
Ah, senangnya akhirnya gue bisa nulis lagi di blog yang kemaren sempet ga terawat ini :’)

Well, kali ini gue pengen ngepost tentang perjalanan mudik gue yang kedua. Yes, Mudik ke Jakarta. *tepuk tangan*

Perjalanan ini gue lalui sekitar hampir 2 bulan yang lalu, ya kira-kira gue mudik 2 minggu sebelum lebaran. Gue mudik bareng Babe. Kita berdua pulang kota naik kereta api, kalo yang lain pulang kampung kali ini kita anti mainstream dikit yaitu pulang kota. Naik kereta, biasanya sih emang kita naik transportasi yang satu ini. Tapi taukah kamu, ada yang sedikit beda lho. Dalam perjalanan ini ada sensasi baru buat gue, yaitu naik kereta api bisnis rasa eksekutif. Maksudnya? Ya, kereta api bisnis akhirnya dilengkapi dengan AC di dalam nya. Ahh.. sungguh nyaman dan ademnya. Mulai saat ini say no deh sama rasa gerah di dalem kereta. Thank you PT.KAI !

Berangkat dari Stasiun Weleri jam 9 pagi dan sampe di stasiun Jatinegara sekitar jam 3 sore. Lanjut naik angkot ke rumah Pakde di daerah Depok, di sana gue nginep selama 5 hari. Di sana gue dapet les gratis, les masak lebih tepatnya. Bantuin Bude masak di dapur dan cuma dapet bagian kayak ngiris, ngoreng ataupun cuci piring bikin gue tersadar bahwasanya kemampuan gue di dapur masih standar atau bisa dikatakan dibawah standar -_-
Ya, sebagai remaja yang sudah berada diambang masa remajanya (19th) gini, gue belom bisa masak. Agak malu sebenarnya tapi gimana, memang seperti ini kenyataanya.
Oke, untuk ke depannya gue harus bisa jadi ibu rumah tangga yang jago masak. Eh tunggu, jangan jago masak deh minimal bisa masak. Bisa aja udah alhamdulillah yah :/

Setelah 5 hari menumpang di Depok, gue pindah ke bagian timur Jakarta. Gue dan babe kali ini nginep di rumah Bude selama 5 hari juga kayaknya sih. Di sana gue sama sekali ga nyentuh pekerjaan dapur karena udah ada Assisten kepercayaan yang udah bertahun-tahun di sana. Proud of you, Mbak! Dari jaman gue kecil sampe sekarang dia masih setia di sana, mungkin kalo kata Fatin mah si Mbak yang satu ini, Dia Memilih Setia :’)

Nah, di sini akhirnya gue menemukan teman. Dia sepupu gue, lagi S2, sebut saja Sisca. Karena sebelumnya di rumah Pakde Depok gue ga menemukan teman untuk bermain karena anaknya udah pada kerja semua, kalo di sini saudari Sisca lah yang bisa dijadikan teman. Gue dan dia nonton film horror bersama, nonton acara K-pop bersama, internetan bersama, ketawa bersama and you know what? We are googling, watching  Gwiyomi Song on youtube then we do the gwiyomi style. But we did a fail gwiyomi, I think -__- ya that was a funny moment selama gue nginep di sana, thanks mate!

Setelah beberapa hari di sana, akhirnya gue move to South Jakarta daerah Cilandak tepatnya. Kali ini gue nginep di rumah yang dulunya sempet gue tempatin 3 tahun lamanya. Otomatis, kalo balik ke sini kayak ngereview banyak kenangan yang pernah terlewati. Itu rumah kakek nenek dari  nyokap gue sih dulunya, yang akhirnya jadi rumah keluarga, milik bersama. Sekarang yang nempatin rumah itu ada Bude, Tante dan sepupu gue. Lumayan lama gue menginap di sana, sebulan mungkin. Lebaran di sana, ketemu saudara-saudara, main bareng sepupu-sepupu, ah great!
Udah lama ga ketemu mereka dalam suasana yang hangat dan komplit kayak lebaran kemaren. Selama gue pindah ke Kendal udah jarang gue bisa ngumpul kayak gitu lagi, jarak memisahkan gue dan mereka. But I’m happy, really happy. That was the happiest moment during my holiday.

Gue juga sempet main ke rumah gue di daerah Ciputat, rumah yang dulunya tempat tinggal keluarga gue, rumah yang sekarang lagi dikontrakin buat biaya sekolah gue, dan rumah yang nantinya insya Allah bakal jadi tempat tinggal gue. Dia saksi bisu kehidupan masa kecil gue, saksi kehidupan keluarga gue, saksi bisu kebahagiaan gue nyokap dan bokap gue. Rumah yang akan selalu mengingatkan gue sama Nyokap :')
Ah, kenapa jadi mellow gini. Haha. Ok, stop. Kenangan emang cocok untuk dikenang, jusi it. Ga lebih dan jangan berlarut-larut.

Di Ciputat selain ada rumah gue juga ada rumah Om dan Pakde gue. Ga lupa gue juga main, mampir dan nginep di sana. Oya, main bareng sepupu emang salah satu hal yang ga bisa dilupain dari liburan kemaren. Sekedar ngobrol, curhat, main bareng, pergi bareng, pengajian bareng, fotobox bareng, renang bareng, nonton bioskop bareng bahkan nonton bola bareng pun bisa jadi sangat meaningful buat gue. Thank you so much!

Yap setelah beberapa hari, minggu bahkan bulan menghabiskan waktu di  Jakarta, akhirnya hari Minggu kemaren gue dan Babe resmi pulang ke Kendal. Nah yang ini baru namanya pulang kampung #eh
Pulang dengan membawa kebahagiaan, beberapa kenangan, sedikit keharuan, dan banyak barang bawaan. Yang tadinya bawa tas cuma dua biji, entah kenapa pas pulang beranak jadi empat biji plus satu kardus. Hahaha. Iya, liburan kali ini emang lengkap dan memuaskan. 
Thanks for this epic holiday! And see ya soon kota kelahiran, Jakarta.

Kamis, 11 Juli 2013

Sebuah Kabar Dari Mantan


Hari ini hari kedua puasa Ramadhan. Alhamdulillah, ga ada halangan berarti yang gue rasain hari ini. Semua berjalan lancar. Hingga pada sore hari gue dapet kabar yang cukup mengagetkan dan lumayan nguji kesabaran. Kabar via sms dari anak-anak kos lama tentang mantan, mantan kamar kos gue. Kenapa gue bilang mantan kamar? Ya, karena gue udah ga nempatin kamar itu lagi. Ya kata lainnya, gue pindah kos. Iya, gue pindah dari kos lama ke kos baru, jaraknya sih ga terlalu jauh bisa dijangkau dengan jalan kaki.

Sedikit cerita tentang kos lama, dulu awal kuliah gue nemu ini kos tepat di ujung gang yang akses untuk keluar beli makan atau berangkat ke kampus nya sangat dekat. Di kos itu gue dapet jatah kamar di lantai atas, bagian pojok pula. Kamar yang lumayan gede, dengan harga yang lumayan tinggi juga. Kamar itu nyaman, luas, cukuplah buat tempat tinggal gue sendiri. Kamar itu udah gue anggep sebagai rumah kedua gue, kamar yang udah hampir 2 tahun ini gue huni, kamar yang udah jadi temen gue selama ini, jadi tempat istirahat dan tempat gue buat menyendiri. Jujur, gue sayang banget sama kamar itu :’)

Tapi apa boleh buat, gue harus ninggalin kamar tercinta itu karena benerapa hal. Antara lain :
1.  Mahal. Ternyata kos gue terkenal mahal nya dibandingin kos lain. Apalagi menjelang tahun ajaran baru, ibu kos semakin gila naikin harga kosan.
2.  Bocor. Kamar gue bocor, iya bocor. Beberapa waktu yang lalu gue udah sempet lapor ke bu kos dan udah dibenerin, tapi beberapa saat yang lalu juga ternyata bocornya malah semakin parah.

Yah, itulah sederet alasan kenapa gue mutusin untuk pindah kos.

Kembali ke jalan yang benar, eh posting yang benar.

Tadi gue cerita kalo gue dapet kabar tentang kamar kos lama gue. Gue di sms sama dua orang temen kos lama. Mereka lapor ke gue kalo udah ada anak baru yang nempatin mantan kamar gue itu. Gue shock, kaget, jadi secepat itukah dapet pengganti gue? Gue terima kalo gue harus relain kamar gue itu buat orang lain. Gue sadar kalo gue ga ada hak buat ngelarang orang lain buat nempatin kamar itu. Tapi ada satu hal yang gue sayangin, kata manis dari pemilik kos.

Sebelum gue pindah dan bawa semua barang gue dari kos lama, si pemilik kos pernah bilang kalo dia ga bakal ngasih kamar ke orang lain sebelum waktu kontrak habis. Nah masa kontrak gue di sana masih sampe bulan September lho, tapi nyatanya? Ini masih bulan Juli dan dia udah ngasih kamar itu ke anak baru? Waw, kamu luar biasa deh bu kos :)

Kata-kata manis si pemilik kos emang ga bisa dipercaya ya. Baru beberapa hari gue angkat kaki dari kos lama, belum ada seminggu men! Haha. Emang jeli banget ya nangkep peluang.
Gue belum pamit pindah kos, kunci kamar pun belum gue balikin, masih gue titipin di salah satu anak kos. Itu kan namanya gue belum resmi ninggalin kamar itu, tapi apa? Nyatanya resmi atau engga nya gue keluar itu ga penting. Yang penting udah ada yang mau nempatin dan dia udah bayar. Gitu kan, bu kos?

Well, yaudahlah. Toh itu kamar nantinya bukan punya gue lagi, tapi inget sampai saat ini itu kamar masih milik gue. Kalo ada orang baru yang nempatin harusnya seizin gue. Tapi gue udah rela kok, udah gue ikhlasin, udah males juga berurusan sama pemilik kos nya.

Jujur aja, emang masih berat sih. Gue pindah ke kos baru tapi hati gue masih tertinggal di kos lama. Ibarat punya pacar baru tapi hati masih ketinggal di mantan yang lama :’)
Walaupun berat ninggalin kos lama yang udah dua tahun gue huni, gue harus Move On. Untuk saat ini nginget-inget kekurangan mantan kos jauh lebih baik daripada mengingat kelebihannya. Ya akan gue coba, walaupun susah ya. Hufft.

Selasa, 09 Juli 2013

Mudik Part 1 - Kendal

Yak, hari ini gue mau ngepost tentang Perjalanan Mudik Part 1 ke Kendal.
Setelah UAS yang berakhir beberapa hari yang lalu, akhirnya gue menetapkan kemarin sebagai hari kepulangan ke Kendal. Kemarin hari Senin, gue melakukan perjalanan yang cukup menyebalkan dan juga membahagiakan.

Pagi hari sebelum pulang, gue pergi ke kampus dulu untuk mengumpulkan tugas demi menambah nilai ujian salah satu mata kuliah, lumayan kan kalo nilai kedongkrak dikit karena ngumpul tugas? Hehe. Pagi itu gue ngampus, ngumpul tugas sambil bertemu teman-teman sebelum pada mudik ke kampung halaman. Setelah bercanda tawa singkat dengan mereka, waktu sudah menunjukkan jam 10 dan gue putusin buat cabut duluan meninggalkan mereka seraya mengucapkan selamat berlibur dan berpuasa ga lupa menyampaikan sampai jumpa nanti di semester 5 ya :D

Next, gue balik ke kos buat ngambil tas dan kemudian berangkat. Setelah diantar mbak Rika (temennya temen gue) ke Gamping, kemudian gue naik bus ekonomi jurusan Yogya-Magelang-Semarang. Kali ini gue putuskan buat naik bus ekonomi, biasanya sih gue naik bus patas yang ada AC nya itu. Dengan harapan supaya cepet nyampe Semarang karena biasanya bus ekonomi jalannya ngebut kayak balapan F1, akhirnya gue milih naik bus ini.

Perjalanan dimulai.
Sleman terlewati. Bus pun semakin dipadati penumpang yang silih berganti naik dan turun sesuai tempat tujuan. Awal perjalanan masih lancar, gue menikmati, ga lupa headset tertempel di telinga dan daftar lagu dari handphone mengiringi perjalanan. Angin memasuki celah jendela bus, seakan meniupkan nafas menyegarkan kepada sekumpulan manusia yang kepanasan.

Mungkit terlewati. Bus masih melaju dengan kecepatan standar, masih membawa hawa kenikmatan di perjalanan. Gue masih merasa nyaman berada dalam bus walaupun duduknya harus sedikit empet-empetan.

Setelah sampai di Magelang, terminal Tidar tepatnya. Bus berhenti, menunggu penumpang yang baru lagi. Lumayan lama, dan panas. Gue nunggu di dalem bus dengan harap-harap cemas. Pedagang asongan silih berganti menawarkan makanan minuman. Akhirnya setengah jam ngetem, bus pun berangkat.

Perjalanan baru dimulai.
Setelah ngetem tadi, entah kenapa jalannya bus ini semakin melambat. Gue perkirakan kecepatannya cuma sekitar 30km/jam. Sumpah demi apapun, supirnya kayak orang yang baru bisa belajar naik mobil. Ini kan bikin emosi banget, disaat gue berharap buat cepet nyampe rumah eh ini malah buang waktu di jalan. Bus tersebut jalan dengan pelan dan santai kayak bis pariwisata yang lagi nganter anak-anak tamasya. Kampret kan?

Oke, gue coba untuk ngatur emosi. Ternyata bukan gue doang yang merasakan hal tadi, ibu-ibu yang duduk belakang gue juga merasakan kekampretan supir bus. Ibu itu ngoceh aja saking sebelnya dia, dan hal ini bukannya bikin gue bisa nahan emosi malah nambah manasin hati.

Sebelum menuju Temanggung, bus berhenti dan ngisi bahan bakar. Abis ngisi bensin, bus ini menunjukkan perubahan. Dia melaju dengan kecepatan yang lumayan kenceng dari sebelumnya, ini bikin gue bahagia. Akhirnya si supir dan si bus mengerti keadaan gue dan ibu-ibu di belakang gue yang ngejar waktu :’)

Temanggung akhirnya terlewati. Ungaran juga terlewati. Akhirnya di Banyumanik gue turun dari bus.

Perjalanan gue belum berakhir.
Dari Banyumanik gue masih harus nunggu bus arah Mangkang. Di sini gue nunggu bus Damri yang ada AC nya, yang lewat jalur tol supaya lebih cepet sampe rumah. Tapi apa? Kekampretan bus yang satu  ini yaitu gue udah nunggu setengah sejam, bus belum juga menampakkan diri. Setelah hampir satu jam, gue udah bete nunggu akhirnya gue putusinn naik bus tanpa AC (lagi).
Bus ini juga sama kayak bus tadi, jalannya santai kayak dipantai, selow kayak di pulau. Damn!

Mangkang terlewati. Gue ganti bus lagi menuju arah Kendal. Dan sebelum sampai di kendal,  gue dan penumpang lain diturunin dan dioper ke bus belakang. Ini kekampretan bus ketiga hari ini, serius gue harus menikmati tiga kekampretan dari bus yang berbeda. Akhirnya gue cuma bisa meratapi nasib kenapa harus menikmati rentetan bus yang bikin makan ati, bikin emosi daritadi :’(

Setelah mencoba untuk menabahkan hati, akhirnya gue sampe di Kendal. Babe udah sms kalo dia nunggu gue di pertigaan. Gue turun dari bus dengan perasaan lega karena udah berhasil keluar dari bus yang bikin sengsara.
Gue nunggu kedatangan babe sambil celingak celinguk di pertigaan. 10 menit kemudian, babe nampak dari kejauhan dan gue menghampiri dengan penuh keceriaan. Gue langsung bonceng dan menikmati perjalan menuju rumah dengan hati yang senang.

Well, kayaknya post gue lumayan panjang ya hehe. Cuma pengen cerita sekali lagi kalo Bahagia Itu Sederhana. Walaupun di awal kisah bikin emosi karena seharian disuguhi kekampretan dari bus yang gue naiki, tapi di akhir kisah gue happy karena sebuah hal kecil seperti dijemput  Babe dengan motor maticnya menuju rumah. Sederhana ya? Tapi bahagia! :)

Jumat, 28 Juni 2013

Fokus, Harus!

Malam ini gue kembali dan nyoba buat nulis di blog yang sepi ini.
Udah hati sepi, blog pun ikutan sepi. Nasib sekali #eh
Ga tau juga mau nulis tentang apa malam ini, tapi sebelum menulis ini beberapa sms yang masuk di hp gue seketika sukses bikin mood gue hilang. Tadinya sih pengen nulis hal yang menyenangkan, tapi apa boleh buat mood udah terlanjur hilang. 

Ngomongin hari-hari gue belakangan ini, rasanya bosan, capek, males, ga tau lah, gue juga bingung. 
Di penghujung akhir semester 4 ini gue ngerasa kacau, belajar males, kuliah cuma sekedar ngisi absen doang, kebanyakan main, kalo dipikir-pikir gue ga niat banget. What's goin' on with me?

Kalo ibarat makan, mungkin gue udah diambang batas kekenyangan. Dan kalo diterusin bisa-bisa malah muntah. Mungkin ini yang dinamakan titik jenuh? Titik dimana bosan melakukan semua hal yang padahal biasa dilakukan. Rasanya pengen cepet-cepet selesaiin semester 4 ini kemudian liburan. Menurut gue, itu yang gue butuhin untuk saat ini, rutinitas ini menyiksa pikiran gue,
Tapi saat ini gue harus ngelewatin satu tahap sebelum menikmati liburan, gue lagi menjalani ujian akhir semester yang lumayan nambah beban pikiran. Materi yang udah dosen berikan, otomatis harus direview dan ditulis dalam lembar jawaban yang udah disiapkan si pengawas ujian.
Oke, gue coba untuk fokus beberapa hari ini demi nilai ujian yang gue harapkan. Jangan sampe huruf C mampir di transkrip nilai semester ini. Big No!

Yap, tahan dulu muak nya, muntah nya. Beberapa hari akan terlewati, keep calm Andari Setyowati!
Biarkan hari berlalu cepat, supaya ga terasa berat. Just thinking the all thing that make you happy, not something that makes you down. And the problem solving of this situation is focus, stay focus and more focus!

Ganbatte! (bukan iklan Mirai Oucha)

Sabtu, 22 Juni 2013

Grow Old With You

A lyric from Closehead, Grow Old With You (Adam Sandler Cover)

I wanna make you smile
Whenever you're sad
Carry you around when your arthritis is bad
All I wanna do
Is grow old with you

I'll get you medicine
When your tummy aches
Build you a fire if the furnace breaks
Oh, it could be so nice
Growing old with you

(Bridge)
I'll miss you
Kiss you
Give you my coat when you are cold
Need you, feed you
Even let you hold the remote control

So let me do the dishes in our kitchen sink
Put you to bed when you've had too much to drink

Oh, I could be the man
Who grows old with you
I wanna grow old with you..




Just imagine that someday there's a man who will sing it for me.
Sweet! :)

Kamis, 20 Juni 2013

Jodoh Pasti Bertemu :')

Andai engkau tahu betapa ku mencinta
Selalu menjadikanmu isi dalam doaku
Ku tahu tak mudah menjadi yang kau pinta
Ku pasrahkan hatiku, takdir kan menjawabnya

Jika aku bukan jalanmu
Ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu


Source: google

Ya, itulah sepenggal lirik Jodoh Pasti Bertemu-nya Afgan.
Malam ini di daftar playlist gue terselip satu lagu di atas, ya ngomongin jodoh emang suatu hal yang menarik dan menggelitik. Penasaran ga sih siapa nantinya yang bakal jadi jodoh kita?

Ini salah satu hal yang juga gue rasain, sampai di saat ini mungkin jodoh yang ditakdirkan oleh Tuhan belum muncul dihadapan. Jaman sekarang jodoh, cinta, memang ga bisa dipisahkan dari kehidupan. Hampir setiap saat hal tersebut menjadi pokok pembicaraan.

Bagi gue, yang masih (juga) sendiri sering dihadapkan pada sebuah pertanyaan yang cukup membuat gue kebingungan. Seperti contoh saat kumpul keluarga, akan ada masanya dimana para tante yang akan melontarkan sebuah pertanyaan, pertanyaan ringan tapi cukup menyakitkan.


Seperti pertanyaan, "Udah punya pacar?" atau "Pacar nya anak mana?"
Dan sederet pertanyaan yang intinya hampir sama saja.


Mungkin alasan yang tepat dalam menjawab satu pertanyaan yang cukup #jleb tadi itu adalah judul lagu Afgan di atas. Bahwa jodoh pasti bertemu, nanti, entah kapan, dan untuk sekarang aku masih belum dipertemukan, mungkin karena belum  waktunya juga kan?

Sekarang ya mengalir saja. Ya, jalani saja apa adanya. Tetap jaga diri kita sebaik-baiknya, karena katanya "Jodoh kita adalah cerminan diri kita". Perbaiki diri agar semakin baik dari hari ke hari, karena katanya (lagi) orang baik akan mendapat jodoh yang baik, begitu pun sebaliknya.


Sampai bertemu nanti jodohku!

Keep Calm and Don't Panic.

Selasa, 11 Juni 2013

Hilangnya Bantal Inceran

HAI!
Gue kembali lagi dengan membawa sedikit cerita yang ingin dibagi. Cerita yang dramatis menurut gue. Serius! Mari kita mulai cerita hari ini.

Selasa 11 Juni 2013
Pukul 07.00 WIB

Pagi ini gue bangun tidur dengan cara yang ga biasa. Ada alarm super yang bener-bener ganggu kenyamanan bermimpi gue. Ya, gue kebangun gara-gara suara mesin fogging keliling. Suara khas dan getaran si mesin kampret itu sukses mengganggu alam bawah sadar gue, memaksa gue untuk terbangun dan otomatis harus menghadapi aktivitas hari ini.
Pagi ini gue kuliah pagi, jam 8. Setelah berkompromi dengan anggota kos yang lain, akhirnya gue dapet juga urutan mandi tapi naas masih harus nunggu sekitar 3 orang lagi. Oke, gue nunggu dengan sabar walaupun gue tau waktu sudah menunjukkan pukul 07.15. Gue nunggu sambil ngetweet, yah ternyata pagi hari timeline twiter udah lumayan rame.

Setelah beberapa menit.
Sekitar pukul 07.45 WIB, akhirnya tiba giliran gue mandi. Langsung deh mandi kilat, karena 15 menit lagi kelas udah mulai. Kalo pop mie butuh 3 menit buat matangkan diri, gue butuh 3 menit juga buat mandi pagi. Setelah mandi selesai kemudian gue siap-siap

Beberapa menit kemudian.
Jam menunjukkan pukul 08.15 WIK (Waktu Indonesia bagian Kosan), gue lari terkebol-kebol demi masuk kuliah pagi. Prinsip gue, "lebih baik terlambat daripada tidak masuk kuliah pagi sama sekali"
Dan yak, seperti yang kalian kira, gue telat masuk kelas. Untung Pak Asep, Si Dosen Woles yang satu alumni sama gue di SMA 1 Kendal ini, pagi ini tak memberikan komentar tentang ketidak-ontime-an mahasiswanya. Alhasil gue dan teman-teman telat yang lain aman dan tetap bisa menjalani perkuliahan dengan nyaman. Fiuh ..

Selesai mata kuliah Manajemen Operasional Lanjut yang diampu Pak Asep tadi, gue dan Ratna, salah satu sahabat di dunia perkampusan gue ini berencana mampir bentar ke salah satu toko. Awalnya Ratna cuma nganter gue yang berencana beli bantal, dan itu bantal udah lama gue incer dari beberapa hari yang lalu.

Sesampainya di toko kebutuhan serba wanita yang berinisial "S" dan toko nya yang identik dengan corak hijau ini, kita berdua langsung masuk. Gue langsung nyari bantal inceran gue itu.
Gue berjalan penuh semangat menuju tempat bantal tersebut berada. Namun ada yang berbeda, tatanan yang tadinya berisi bantal kini sudah berganti dengan boneka-boneka lucu. Gue panik.
Gue langsung tanya mbak-mbak penjaga di sana.

Gue :  "Mbak, bantal-bantal kemaren yang ada di sini ada dimana ya?"
Mbaknya : "Oh, udah abis"
Gue : " Hah, abis? Kok cepet banget mbak?"
Dan setelah itu mbaknya hanya terdiam dan ga merespon ekspresi kekagetan dari gue.

Saat itu gue langsung lemes, bingung, galau, kecewa, sedih, campur aduk deh #lebay
Timbul rasa penyesalan, kenapa kemaren waktu pertama kali gue liat itu bantal ga langsung gue beli aja? Kenapa harus nunggu berhari-hari dulu? Ah!

Jadi, pelajaran yang gue dapet hari ini adalah Janganlah Menunda-Nunda!

Misalnya jika pertama kali kamu melihat sesuatu yang  kamu suka, berusahalah untuk mendapatkannya, tidak usah berpikir lama, karena mungkin esok sesuatu itu sudah tidak ada. Dan setelah sesuatu itu tidak ada, kamu baru menyadarinya kalau dia sangat berharga dan dialah yang saat ini kamu butuhkan tentunya.

Special to :
Untuk kamu bantal inceran, bersenang-senanglah di sana.
Semoga yang membelimu lebih baik dari aku.
Semoga dia yang membelimu akan selalu menjagamu, me-laundry-mu dan memelukmu dengan erat.



Dari aku, mantan calon pemilikmu :')

Bolos Yang Gagal

Dini hari gini gue mulai ngetik lagi di laptop berscotlet biru ini.
Jari-jari gue mulai menyentuh tuts (?) keyboard yang rapi dan empuk ini. Gue bingung mau mulai nulis tentang apa hari ini. Wait, oke gue udah nemu bahan yang kayaknya penting dan ga penting buat diceritain di sini. Gue mulai aja deh kisah hari ini.

Senin, 10 Juni 2013
Seperti biasa jadwal kuliah hari Senin kembali hadir di depan mata. Ya, seperti dipostingan lalu kalo hari Senin itu hari yang amaze banget buat gue. Jadwal yang full dan dosennya WOW semua. Pagi ini gue berencana udah bolos jam pertama, mata kuliah manajemen pemasaran lanjut. Ini emang udah gue rencanain secara matang dari hari Minggu malam. Sebelumnya hari Minggu malam gue pulang dari rumah temen demi ngerjain tugas (ceritanya) dari jam 9 pagi sampai pulang akhirnya jam 9 malam. Ini salah satu alasan kenapa gue pengen bolos kuliah pagi, masih ngnatuk, capek, tugas belom kelar, dan baju hasil nyuci pun juga belom gue setrika. Pokoknya udah lengkap banget alasan yang udah gue rinci satu per satu demi bolos pagi ini.

Pagi harinya.
Rencana pagi ini udah fix kalo gue bakal bolos jam pertama, jam 8, dan baru bakal masuk di jam kedua yaitu jam 11. Jadi gue bangun pagi dan gue liat jam ternyata masih pukul 6 pagi, karena gue lagi ga melaksanakan kewajiban 5 waktu gue putuskan untuk lanjut tidur lagi. Skip.

1 Jam Kemudian.
Gue terbangun untuk yang kedua kalinya pagi ini, Dan waktu menunjukkan pukul 7 pagi.
Gue masih selow karena niatan utama pagi ini bakal gue laksanain sepenuh hati. Demi lancar nya niatan bolos ini gue langsung merencanakan kegiatan pertama. Gue langsung nyalain laptop, ngambil binder dan lanjutin nggarap tugas buat jam 1 nanti. Setelah beberapa menit nulis, akhirnya tugas kelar juga. Kira-kira jam 8 tugas itu selesai.
Karena niat bolos gue ini udah matang, jam 8 yang seharusnya udah masuk kelas, ini gue di kos masih santai dan belom mandi. Dan akhirnya gue putusin buat ngerjain plan selanjutnya yaitu nyetrika baju. Setrikaan yang udah numpuk dari beberapa hari yang lalu itu udah minta jatah buat disentuh dan digosok-gosok dengan lembut. Oke, gue penuhin permintaan mereka.
Lagi asik-asiknya ngelus mereka, tiba-tiba sms datang dari ketua kelas yang sangat aktif dan jadi orang kepercayaan dosen di kelas gue, sebut saja dia Erna.

Sms tersebut berisi "Tolong diinfokan ke teman-teman, untuk presentasi makul pemasaran diundur jam kedua jam 11, untuk jam pertama ditiadakan".
Jadi, inti dari sms tersebut adalah jam pertama itu KOSONG.

Ini bikin gue shock, entah harus seneng atau kecewa.
Di satu sisi gue seneng berarti daftar presensi gue tetep aman, di sisi lain gue merasa kecewa dan gagal.
Rencana bolos yang udah gue pikirin dengan matang dan penuh dengan alasan yang menguatkan ternyata harus gagal begitu saja, hanya karena sang dosen meniadakan kelas secara tiba-tiba.

Jujur, sebagai mahasiswa gue merasa gagal.

Jadi, inti dari postingan kali ini ya gagal bolos. Haha.
Bukan bukan, inti yang mau gue sampein adalah mau bagaimanapun rencana yang kita buat, serapi apapun itu, jika Tuhan berkehendak lain mau bagaimana?
Kita sebagai manusia hanya bisa berencana, dan yang paling bisa menentukan tetap Tuhan dan si dosen yang bersangkutan.



Salam Kampret.

Minggu, 09 Juni 2013

Sekedar Curhatan


Banyak yang bilang kalau blog itu tempat curhatan, dan ya saya mengiyakan. Blog adalah tempat bercerita, menuliskan segala rasa yang ada, apa adanya. Saya, adalah seseorang yang tidak terlalu suka bercerita secara rinci tentang apa yang saya rasa. Entah. Rasanya tidak begitu penting saja menceritakan sesuatu bahkan masalah kita kepada orang lain yang mungkin (kadang) kurang kita percaya.

Mungkin saya termasuk dalam golongan anak tertutup dalam hal yang pribadi, saya menyadari. Menurut saya, ada beberapa hal yang perlu diceritakan dan ada hal yang tidak perlu diceritakan, cukup saya saja yang merasakan. Mungkin sulit, untuk mengutarakan semua hal secara gamblang, bagi saya.

Terkadang saya iri dengan mereka yang bisa terbuka, yang bahkan kadang bercerita dengan orang yang notabene bukan sahabat mereka. Mereka bercerita begitu saja, malah lega jika sudah mengeluarkan apa yang mereka rasa. Mereka meminta pendapat orang lain atas cerita mereka, jawanban yang mungkin akan mereka dapat dan saran yang mungkin akan mereka terima. Itu cukup membuat tenang bagi mereka.

Yah, mungkin ini hanya sisi lain saya. Yang di depan nya terlihat biasa saja, tapi menyimpan hal yang tak perlu dibagi rasa. Jika ditanya kenapa kamu tak bisa bercerita? Ya, saya tidak tau jawabannya, alasan satu-satunya hanya tak nyaman saja.

Mungkin ini sekedar masalah saya, yang kalian mungkin tidak merasakannya. Bagi saya, bercerita lewat kata jauh lebih saya suka, seperti saat ini. Bercerita lewat tulisan di blog pribadi saya. Tapi saya yakin, curhatan akan lebih indah jika diceritakan pada Allah Yang Maha Kuasa. Meskipun Dia tak memberikan jawaban yang langsung jelas nyata, tapi Dia pasti akan menjawab dalam waktu yang tidak kita duga-duga.

Percayalah.

Minggu, 26 Mei 2013

Senin terbaik, maybe?

Hey, I'm on blog again!

Sekedar informasi, kali ini saya ngepost di rumah loh. Ya, finally saya berhasil kabur sementara dari rutinitas yang ada. Entah mengapa sedang bosan saja, bosan kuliah, bosan nugas rasanya. Bolos menjadi pilihan utama saat ini bagi saya.

Pulang ke Kendal dalam semester ini ibarat makan pizza buat saya, jarang dan kalo lagi sempet aja. Kalo diinget-inget awal kuliah, tiap dua minggu pasti udah balik rumah. Nah kalo sekarang? Ah, sudahlah. Alasan balik Kendal selain saya sedang merasa stress gini, sebenarnya juga karena pengen ikut partisipasi pemilihan Cagub-Cawagub sih #JatengMemilih
Ya maklumlah, this is my first time to participate in election day. Jadi, ya lumayan excited sih.

Oke. Menurut judul yang telah saya tulis di atas. Senin terbaik. Ya ga jauh-jauh dari cerita tadi sih. Senin yang biasanya mencekam bagi saya, akhirnya berubah indah. Walaupun cuma sementara sih, setidaknya untuk minggu ini. Saya bisa lega sebentar karena ga jalanin jadwal Senin yang padat, ga bertemu dengan wajah dosen yang ada di depan kelas. Tapi tetep aja sih mikirin tugas dan dikirim via fb ke temen (ceritanya nitip tugas) (bisa titip absen juga sekalian) #ups

Beberapa hari di rumah, ketemu orang tua, kumpul sama sahabat, ketemu temen, itu udah menjadi obat yang mujarab untuk menghibur hati dan diri ini sih. Ya, seperti yang sering dibilang bahagia itu sederhana. mungkin inilah contohnya.

I think tomorrow will be the best Monday ever on this semester, maybe? :)

Minggu, 19 Mei 2013

Skip Selasa, bisa?

Ya, seperti yang saya tulis pada kolom judul diatas. Skip Selasa, bisa?
Ini curhatan banget ya, asal tau aja. Sebagai mahasiswa hari Senin adalah hari yang berat buat saya. Kenapa? Karena mata kuliah hari Senin itu bikin ga selow. Bayangin aja, 3 mata kuliah dan 3 sks semua cukup membuat hari Senin ga indah. Belum lagi deretan tugas yang harus disetor tiap minggunya.

Dan efek dari hari Senin menyiksa itu adalah weekend yang diidam-idamkan tiap minggu menjadi tidak diidamkan oleh saya. Karena itu adalah waktu dimana saya galau, kepikiran tugas jadi galau, malem minggu ga ada yg beda jadi galau, hari minggu ga kemana-mana jadi galau. Pokoknya galau. Entah mengapa saya jadi anak galau.


Seperti malam ini. Saya nugas juga sambil blogging, sambil googling, sambil twittering, sambil facebooking. Terus kapan jadi nya tugas-tugas kalo lo nya aja kayak gitu? Ya, gitu deh. Mereka adalah salah satu penghambat mengapa tugas ini tak kunjung selesai juga. Haha.

Jadi intinya, saya agak sebal sama hari Senin khususnya di semester 4 ini. 
Hey, Monday! Fix, I dislike you!

Source: google

Kamis, 25 April 2013

Yesterday

Yesterday, refleks jadi terngiang lagunya The Beatles.

Yesterday all my troubles seemed so far away~
Now I need a place to hide away, oh I believe in yesterday~

Oke. Kita mulai aja rangkaian kata malam ini.

Kemarin? Kemarin itu Barca kalah sama Bayern ya? 4-0 ya? Wah padahal sebelumnya Arsenal menang loh 3-0 di Allianz juga #ups
Loh ini pokok pembahasan nya kenapa jadi ke situ? Haha (._.)v

balik maning nang entri!

Kemarin. Mungkin kemarin adalah penyesalan. mungkin juga kemarin adalah pelajaran. Semua tergantung dari sudut pandang. Tapi bagi saya pribadi, kemarin adalah kombinasi. Kombinasi dari kedua kata tadi.

Seperti yang sering kita dengar kalo penyesalan itu ada di akhir. Iya, bisa dikatakan begitu. Dan pastinya dibalik penyesalan terselip pelajaran, walaupun sedikit. Ya, saya merasa mendapat pelajaran yang memang seharusnya saya pahami sebelumnya, meskipun memang diawalnya itu berat rasanya.

Saat kamu dituntut melakukan sesuatu yang tidak kamu sukai, bahkan tidak kamu harapkan, apa yang harus kamu lakukan? Mundur? Menyerah? Diam? Masa bodoh? Mungkin itu yang saya lakukan di awal. Tapi itu tidak akan merubah apapun, malah semakin membebani.

Kesimpulan saya dari postingan kali ini.
Kunci utamanya adalah Ikhlas. Ikhlas itu segalanya.
Apapun yang kamu lakukan, apapun yang kamu hadapi, cobalah jalani dengan ikhlas hati. Karena dengan ikhlas sebenarnya tak ada yang terasa berat, jika memang sudah tidak ikhlas dahulu bebannya memang terasa jauh lebih berat.

Apapun yang kemarin sudah terjadi, syukuri dengan ikhlas. Apapun yang nanti akan terjadi, hadapi dengan ikhlas. Walaupun memang berat hati, tak mudah sama sekali, tapi apa lagi? Selain memang ikhlas tadi?

Jadi, mari ikhlaskan hati, kebalkan diri, tahan emosi.
Semoga kemarin terus menjadi pelajaran untuk hari ini dan esok hari.

Senin, 15 April 2013

DEADLINE TUGAS

Kalo ada yang bilang ngerjain tugas mepet deadline itu lebih berasa sensasinya, ya apa boleh buat saya setuju. Untuk sebagian mahasiswa, ngerjain tugas mepet deadline itu udah mendarah daging. Udah tradisi. Udah kebiasaan sehari-hari.

Tak terkecuali saya. Tidak dipungkiri, memang metode pengerjaan tugas seperti ini masih sering dijumpai. Saya, sebagai yang pernah merasakan dan melakukan memiliki sebuah opini. Opini pribadi, menurut pengalaman pribadi.

 Ngerjain tugas mepet deadline itu:
- Bikin begadang, kan kata Bang Rhoma begadang boleh saja asal ada perlunya.
- Hemat jam tidur, yang seharusnya tidur sehat itu 8 jam ini cuma 3 jam aja udah cukup.

Ngerjain tugas mepet deadline itu nikmat, nikmat pusingnya.

Bingung, kalang kabut, cemas, campur aduk rasanya. Tapi justru itu sensasinya.
Walaupun nanti ngerjain tugasnya jadi asal, ngawur dan ga nyambung (kadang kala)
Dan ujung-ujungnya kalo udah menjelang putus asa, keluarlah kalimat andalan saya "Ngerjain aja sebisanya, yang penting kan udah buat dan usaha".
Masalah bener atau engga, sesuai atau engga, itu urusan belakangan.
I think that's not good ya? But, that's the fact. HAHA


Ngerjain tugas mepet deadline itu luar biasa.

Kalo udah selesai buatnya, lega rasanya. Sumpah!
Ibarat ngeluarin pup yang udah bikin perut mules sebelumnya.


Ngerjain tugas mepet deadline itu bikin sehat jiwa raga.

Gimana engga?
Sehat jiwa, karena melatih kerja jantung yang detaknya semakin cepat tak tak teratur serta adrenalin yang terus meningkat beberapa jam sebelum waktu akhir pengumpilan tugas.
Sehat raga, karena melatih tubuh berolahraga lari sana-sini cari tempat print-an terus lari-lari ngejar waktu demi ngumpulin tugas di meja tata usaha.


Ya, sekelebat cerita tentang mahasiswa yang suka bekerja di bawah tekanan.
Yang terbatasi oleh deadline. Tapi ini yang bikin kuliah lebih berasa.
Macam-macam cerita yang mungkin tak bisa digantikan oleh cerita lainnya, dan di waktu yang berbeda.

Nikmatilah hari mu saat ini, karena hari ini tak kan pernah kembali.
Dan yang pasti, waktu tak bisa terulang lagi.


HIDUP MAHASISWA PEJUANG DEADLINE!