Tak terkecuali saya. Tidak dipungkiri, memang metode pengerjaan tugas seperti ini masih sering dijumpai. Saya, sebagai yang pernah merasakan dan melakukan memiliki sebuah opini. Opini pribadi, menurut pengalaman pribadi.
Ngerjain tugas mepet deadline itu:
- Bikin begadang, kan kata Bang Rhoma begadang boleh saja asal ada perlunya.
- Hemat jam tidur, yang seharusnya tidur sehat itu 8 jam ini cuma 3 jam aja udah cukup.
Ngerjain tugas mepet deadline itu nikmat, nikmat pusingnya.
Bingung, kalang kabut, cemas, campur aduk rasanya. Tapi justru itu sensasinya.
Walaupun nanti ngerjain tugasnya jadi asal, ngawur dan ga nyambung (kadang kala)
Dan ujung-ujungnya kalo udah menjelang putus asa, keluarlah kalimat andalan saya "Ngerjain aja sebisanya, yang penting kan udah buat dan usaha".
Masalah bener atau engga, sesuai atau engga, itu urusan belakangan.
I think that's not good ya? But, that's the fact. HAHA
Ngerjain tugas mepet deadline itu luar biasa.
Kalo udah selesai buatnya, lega rasanya. Sumpah!
Ibarat ngeluarin pup yang udah bikin perut mules sebelumnya.
Ngerjain tugas mepet deadline itu bikin sehat jiwa raga.
Gimana engga?
Sehat jiwa, karena melatih kerja jantung yang detaknya semakin cepat tak tak teratur serta adrenalin yang terus meningkat beberapa jam sebelum waktu akhir pengumpilan tugas.
Sehat raga, karena melatih tubuh berolahraga lari sana-sini cari tempat print-an terus lari-lari ngejar waktu demi ngumpulin tugas di meja tata usaha.
Ya, sekelebat cerita tentang mahasiswa yang suka bekerja di bawah tekanan.
Yang terbatasi oleh deadline. Tapi ini yang bikin kuliah lebih berasa.
Macam-macam cerita yang mungkin tak bisa digantikan oleh cerita lainnya, dan di waktu yang berbeda.
Nikmatilah hari mu saat ini, karena hari ini tak kan pernah kembali.
Dan yang pasti, waktu tak bisa terulang lagi.
HIDUP MAHASISWA PEJUANG DEADLINE!
0 komentar:
Posting Komentar