Senin, 27 Oktober 2014

Skripsweet!

Skripsi. Satu kata yang sedang menghantui hari-hari gue. Hidup gue belakangan ini jadi engga tenang. Tugas akhir kuliah yang satu ini sukses menguras pikiran. Prinsip awal gue ngerjain skripsi sih slow but sure, pelan tapi pasti. Bikin skripsi tuh gausah cepet-cepet tapi ya tetep harus tepat waktu.

Skripsi itu ibarat dedek lucu yang ada di kampus, bikin kepikiran terus tapi cuman bisa gue liatin dan gue gatau harus ngapain.

Udah hampir satu bulan sejak pembagian dosbing berlalu, dan gue masih santai bagaikan orang yang ga ada kerjaan, bagai mahasiswa akhir yang banyak liburan. Iya, semester akhir ini gue cuman kuliah 1 makul aja, tapi 3 sks sih lumayan juga. Jadwal kuliahnya pun hari Jumat, yang berarti sisa hari cuman gue abisin di kos sambil ngadepin laptop sembari mikirin skripsi. Bosen? Lumayan.

Kalo ada yang bilang mahasiswa akhir itu enak karena udah jarang kuliah, men LO SALAH. Ini bener-bener bosenin dan musingin. Dihadapkan pada jadwal kosong, engga ada kegiatan dan harus nyelesain tugas akhir itu bagaikan campuran antara sprite botolan sama bodrex terus dikocok abis itu lo buka tutup botolnya dan ya itu bakal MELEDAK! Sama kayak otak gue, kayak mau meledak rasanya. 

Ngerjain skripsi itu emang engga gampang, engga gampang buat nyusun niat, engga gampang buat ngumpulin mood, engga gampang buat nyiapin materi tulisan dan yang paling penting engga gampang buat buang rasa males. SERIUS. Kata kunci buat nyelesain skripsi itu ya cuma ke-engga gampang-an tadi, kalo lo udah bisa atasin itu semua lo LULUS men. Dan sekarang gue lagi berusaha buat ngatasin semua ke-engga gampang-an tadi supaya berubah jadi ke-gampang-an ngerjain skripsi.

Skripsi is not shit, but skripsi is sweet. 

Rabu, 22 Oktober 2014

Bertaruh Pada Waktu

Aku sedang mencoba merangkai kata-kata indah melalui ketikan jari di depan layar ini. Aku hanya sedang ingin menuangkan kalimat yang mungkin bisa aku ungkapkan secara tersirat. Aku mencari bahan tentang apa yang bisa menjadi tulisan. Tapi aku masih mengambang, tak tau apa yang harus aku tuangkan.

Akhirnya aku putuskan untuk mulai bercerita.

Aku hanya seorang wanita biasa yang tak peka, tak bisa meyakini apa yang sedang aku rasa. Dan kini aku sedang menerka-nerka. Apa aku sedang jatuh cinta? Aku merasa, sepertinya iya. Atau aku hanya mengagumi saja? Aku jatuh cinta? Aku belum pernah merasakan jatuh cinta, mungkin hanya sebatas rasa suka. Ya, aku masih meraba-raba apa itu cinta. Yang aku tau aku menyukainya, hanya itu saja. Terkadang aku juga ingin memilikinya. Aku membayangkan bagaimana jika hariku kulewati bersamanya. Ya, mungkin kalian pikir aku ini gila. Tapi aku tak pernah benar-benar mencintainya, mungkin ini hanya sebatas rasa suka yang menimbulkan kekaguman sementara.

Kini aku hanya membiarkannya saja, jika ia bertahan lama maka itu adalah cinta. Namun apabila ia hanya sementara berarti itu hanya kekaguman saja. Iya, seperti itu seharusnya. Dan biarkan waktu yang akan menjawabnya. Aku bertaruh pada waktu tentang apa yang akan terjadi selanjutnya padaku.

Ucapan Selamat Pagi Dariku, Untukmu.

Selamat pagi, kamu yang aku harap menjadi penyemangatku di setiap bangun pagi. Nyenyakkah tidurmu malam tadi? Aku harap iya.

Pagi ini aku hanya ingin bercerita padamu tentang malam tadi, aku tak bisa tidur nyenyak. Entah, sepertinya aku terlalu banyak memikirkanmu. Aneh, aku tak mengantuk sama sekali. Aku bahkan tidur menjelang pagi hari. Bagaimana menurutmu? Apa ada yang salah denganku? Hey, tolong jawab pertanyaanku? Apa kamu tak mendengarkan ceritaku? Kenapa hanya diam saja dan tak memberi saran agar tidurku nyenyak nanti  malam?

Ah, aku tau. Kamu pasti tak peduli denganku. Aku tau kamu tak pernah mendengarkan cerita-cerita yang aku ceritakan padamu. Kamu pasti juga tak mau tau tentang semua kehidupanku. Jadi, selama ini untuk apa aku bercerita padamu? Aku tau, aku terlalu menggilaimu. Aku menganggapmu ada padahal kamu tak pernah nyata. Aku sekarang tau, kamu hanya imajinasiku. Aku seolah-olah sangat mengenalmu, padahal kamu tak pernah sedikitpun mengetahui siapa aku. Tapi aku hanya ingin kau tau, bahwa sebenarnya aku menginginkanmu lebih dari yang kau tau. Terimakasih kamu, sesosok harapan yang mungkin tak akan mungkin jadi kenyataan.

Minggu, 19 Oktober 2014

Sedikit Cerita Tentang Dia

Seorang wanita duduk terdiam, tanpa satu kata pun keluar dari mulutnya yang kini terbungkam. Dia sedang melamunkan sesuatu yang ia rasa membebani pikiran. Dia duduk menghadap jendela dengan tatapan kosong dan hampa. Dia kecewa. Kecewa pada keadaan yang seakan tak punya keadilan.

Sebenarnya dia tak ingin mengeluh, hanya saja dia tak mampu. Dia terisak, sesak. Dia tak mampu lagi berlagak kuat. Dia marah, pada kehidupan yang cukup keras menghantamnnya. Dia rindu ibu, ibu yang seharusnya bisa menenangkan dirinya seketika itu. Dia rindu, sungguh rindu sosok ibu. Seharusnya ibunya berada di sisinya, menemaninya, berbagi cerita dengannya, memeluknya sambil mengelus rambutnya. Tapi percuma, ibunya sudah bahagia di sana. Dan seharusnya dia juga.

Kemudian ia tersadar, sebenarnya sejak tadi apa yang sedang pikirankan. Entahlah, aku rasa ia tak apa-apa. Sungguh, ia akan baik-baik saja. Mungkin ia hanya sedang kesepian. Kesepian dan kemudian ia mulai menulis cerita, sedikit cerita yang mungkin kini sedang kalian baca.

Mengagumimu Dari Jauh

Sebuah lirik lagu dari Tulus.
Lirik yang mewakili perasaan hati beberapa orang yang mengalami. 
Let we sing it on.

Mengagumimu dari Jauh - Tulus

kisahmu harimu ku tau semua
tanpa kau berujar aku selami
gerakmu guraumu kemasan raga
tanpa kau sadari aku pahami

cinta memang mungkin inilah cinta
apapun lagumu aku jiwai
cinta memang mungkin inilah cinta
tanpa ku miliki rindu terasa

bukan tak percaya diri
karna aku tau diri

biarkanku memelukmu tanpa memelukmu
mengagumimu dari jauh
aku menjagamu tanpa menjagamu
menyayangimu dari jauh


Mungkin ini ungkapan hatiku padamu yang sempat tersampaikan oleh lagu. Karena aku hanya cukup mengagumimu dari jauh.