Yesterday, refleks jadi terngiang lagunya The Beatles.
Yesterday all my troubles seemed so far away~
Now I need a place to hide away, oh I believe in yesterday~
Oke. Kita mulai aja rangkaian kata malam ini.
Kemarin? Kemarin itu Barca kalah sama Bayern ya? 4-0 ya? Wah padahal sebelumnya Arsenal menang loh 3-0 di Allianz juga #ups
Loh ini pokok pembahasan nya kenapa jadi ke situ? Haha (._.)v
balik maning nang entri!
Kemarin. Mungkin kemarin adalah penyesalan. mungkin juga kemarin adalah pelajaran. Semua tergantung dari sudut pandang. Tapi bagi saya pribadi, kemarin adalah kombinasi. Kombinasi dari kedua kata tadi.
Seperti yang sering kita dengar kalo penyesalan itu ada di akhir. Iya, bisa dikatakan begitu. Dan pastinya dibalik penyesalan terselip pelajaran, walaupun sedikit. Ya, saya merasa mendapat pelajaran yang memang seharusnya saya pahami sebelumnya, meskipun memang diawalnya itu berat rasanya.
Saat kamu dituntut melakukan sesuatu yang tidak kamu sukai, bahkan tidak kamu harapkan, apa yang harus kamu lakukan? Mundur? Menyerah? Diam? Masa bodoh? Mungkin itu yang saya lakukan di awal. Tapi itu tidak akan merubah apapun, malah semakin membebani.
Kesimpulan saya dari postingan kali ini.
Kunci utamanya adalah Ikhlas. Ikhlas itu segalanya.
Apapun yang kamu lakukan, apapun yang kamu hadapi, cobalah jalani dengan ikhlas hati. Karena dengan ikhlas sebenarnya tak ada yang terasa berat, jika memang sudah tidak ikhlas dahulu bebannya memang terasa jauh lebih berat.
Apapun yang kemarin sudah terjadi, syukuri dengan ikhlas. Apapun yang nanti akan terjadi, hadapi dengan ikhlas. Walaupun memang berat hati, tak mudah sama sekali, tapi apa lagi? Selain memang ikhlas tadi?
Jadi, mari ikhlaskan hati, kebalkan diri, tahan emosi.
Semoga kemarin terus menjadi pelajaran untuk hari ini dan esok hari.
Kamis, 25 April 2013
Senin, 15 April 2013
DEADLINE TUGAS
Kalo ada yang bilang ngerjain tugas mepet deadline itu lebih berasa sensasinya, ya apa boleh buat saya setuju. Untuk sebagian mahasiswa, ngerjain tugas mepet deadline itu udah mendarah daging. Udah tradisi. Udah kebiasaan sehari-hari.
Tak terkecuali saya. Tidak dipungkiri, memang metode pengerjaan tugas seperti ini masih sering dijumpai. Saya, sebagai yang pernah merasakan dan melakukan memiliki sebuah opini. Opini pribadi, menurut pengalaman pribadi.
Ngerjain tugas mepet deadline itu nikmat, nikmat pusingnya.
Bingung, kalang kabut, cemas, campur aduk rasanya. Tapi justru itu sensasinya.
Walaupun nanti ngerjain tugasnya jadi asal, ngawur dan ga nyambung (kadang kala)
Dan ujung-ujungnya kalo udah menjelang putus asa, keluarlah kalimat andalan saya "Ngerjain aja sebisanya, yang penting kan udah buat dan usaha".
Masalah bener atau engga, sesuai atau engga, itu urusan belakangan.
I think that's not good ya? But, that's the fact. HAHA
Ngerjain tugas mepet deadline itu luar biasa.
Kalo udah selesai buatnya, lega rasanya. Sumpah!
Ibarat ngeluarin pup yang udah bikin perut mules sebelumnya.
Ngerjain tugas mepet deadline itu bikin sehat jiwa raga.
Gimana engga?
Sehat jiwa, karena melatih kerja jantung yang detaknya semakin cepat tak tak teratur serta adrenalin yang terus meningkat beberapa jam sebelum waktu akhir pengumpilan tugas.
Sehat raga, karena melatih tubuh berolahraga lari sana-sini cari tempat print-an terus lari-lari ngejar waktu demi ngumpulin tugas di meja tata usaha.
Ya, sekelebat cerita tentang mahasiswa yang suka bekerja di bawah tekanan.
Yang terbatasi oleh deadline. Tapi ini yang bikin kuliah lebih berasa.
Macam-macam cerita yang mungkin tak bisa digantikan oleh cerita lainnya, dan di waktu yang berbeda.
Nikmatilah hari mu saat ini, karena hari ini tak kan pernah kembali.
Dan yang pasti, waktu tak bisa terulang lagi.
HIDUP MAHASISWA PEJUANG DEADLINE!
Tak terkecuali saya. Tidak dipungkiri, memang metode pengerjaan tugas seperti ini masih sering dijumpai. Saya, sebagai yang pernah merasakan dan melakukan memiliki sebuah opini. Opini pribadi, menurut pengalaman pribadi.
Ngerjain tugas mepet deadline itu:
- Bikin begadang, kan kata Bang Rhoma begadang boleh saja asal ada perlunya.
- Hemat jam tidur, yang seharusnya tidur sehat itu 8 jam ini cuma 3 jam aja udah cukup.
Ngerjain tugas mepet deadline itu nikmat, nikmat pusingnya.
Bingung, kalang kabut, cemas, campur aduk rasanya. Tapi justru itu sensasinya.
Walaupun nanti ngerjain tugasnya jadi asal, ngawur dan ga nyambung (kadang kala)
Dan ujung-ujungnya kalo udah menjelang putus asa, keluarlah kalimat andalan saya "Ngerjain aja sebisanya, yang penting kan udah buat dan usaha".
Masalah bener atau engga, sesuai atau engga, itu urusan belakangan.
I think that's not good ya? But, that's the fact. HAHA
Ngerjain tugas mepet deadline itu luar biasa.
Kalo udah selesai buatnya, lega rasanya. Sumpah!
Ibarat ngeluarin pup yang udah bikin perut mules sebelumnya.
Ngerjain tugas mepet deadline itu bikin sehat jiwa raga.
Gimana engga?
Sehat jiwa, karena melatih kerja jantung yang detaknya semakin cepat tak tak teratur serta adrenalin yang terus meningkat beberapa jam sebelum waktu akhir pengumpilan tugas.
Sehat raga, karena melatih tubuh berolahraga lari sana-sini cari tempat print-an terus lari-lari ngejar waktu demi ngumpulin tugas di meja tata usaha.
Ya, sekelebat cerita tentang mahasiswa yang suka bekerja di bawah tekanan.
Yang terbatasi oleh deadline. Tapi ini yang bikin kuliah lebih berasa.
Macam-macam cerita yang mungkin tak bisa digantikan oleh cerita lainnya, dan di waktu yang berbeda.
Nikmatilah hari mu saat ini, karena hari ini tak kan pernah kembali.
Dan yang pasti, waktu tak bisa terulang lagi.
HIDUP MAHASISWA PEJUANG DEADLINE!
Label:
Cerita Saya