Rabu, 15 Januari 2014

Si Bodoh Yang Terus Menunggu

Menunggu memang membosankan. Menunggu membuatku penasaran. Menunggu membuatku terus menanti yang tak kunjung datang. Menunggu itu menyakitkan.

Menunggu kamu datang ke pelukan. Menunggu kamu hadir di kehidupan. Menunggu kamu yang mungkin ingin mampir atau singgah sebentar. Menunggu kamu yang  aku harapkan.

Menunggu kamu. Aku di sini tak bergerak sedikitpun. Aku masih berharap bahwa yang ku tunggu mungkin akan menghampiriku. Aku menunggu kamu menjadi kenyataan, bukan hanya sekedar khayalan. Menunggu kamu datang perlahan.

Aku menunggu sejak dulu. Apa kamu tak merasa ditunggu?
Aku menanti sejak lama. Sejak dia dan kamu masih bersama.
Apa aku salah menjadi penunggu? Penunggu yang berharap kamu akan menjemput di terminal cintaku. Membawa aku pergi menuju reruntuhan hatimu. Kemudian mengajakku membersihkan puing-puing lukamu. Lalu membangun lagi bangunan kokoh yang bernama cinta, bersamaku.

Mungkin aku seorang bodoh, si bodoh yang putus asa.
Karena aku masih menunggu dan mungkin akan terus menunggumu.
Entah sampai kapan itu.

0 komentar:

Posting Komentar