20 tahun, usia dimana aku bukanlah anak remaja belasan tahun lagi. Sekitar dua minggu yang lalu, akhirnya aku menyandang gelar sebagai remaja 20 tahun. Aku masih bingung apa 20 masih dikatakan sebagai remaja atau wanita dewasa? Entah. Aku lebih baik merasa sebagai remaja yang masih dalam proses menjadi wanita dewasa.
Source: google
Dua puluh tahun bukan waktu yang singkat untuk aku memahami kehidupan ini. Sudah banyak cerita yang tertulis dan terekam dalam memori sampai detik ini. Aku bersyukur pada Tuhan, Dia masih mempercayai ku untuk bisa menikmati kehidupan yang Dia berikan. Dia masih memberi ku kesempatan untuk menghadapi kehidupan. Terimakasih, Tuhan.
Dua puluh tahun ini aku lewati bersama orang tua, saudara, teman, sahabat, juga orang-orang yang mungkin tak menganggapku ada walaupun aku menganggap mereka ada atau pun sebaliknya. Terimakasih ya.
Aku hanya bisa mengucapkan itu, karena berkat kalian hidupku tak sesepi yang aku bayangkan. Di saat aku merasa sendiri, ternyata aku masih memiliki kalian. Aku hidup karena kalian. Aku ada bersama kalian. Dan aku bertahan juga untuk kalian.
Tak ku pungkiri selama hidup dua puluh tahun ini, terkadang aku merasa sepi dan sendiri. Entahlah, aku juga bingung. Ada saat dimana aku merasa tak punya siapa-siapa, tak ada yang bisa diajak bercerita, atau tak ada yang membutuhkan aku rasanya. Ada saat dimana aku merasa sendiri dalam keramaian. Tapi setelah aku merenung lagi, ternyata aku memiliki Tuhan dan kalian. Aku mencoba untuk menghapus rasa sepi yang aku rasakan dengan mengingat Engkau dan kalian. Ya, itu lumayan mengobati rasa sepi yang kadang datang.
Di dua puluh tahun ini, aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Pribadi yang lebih menghargai kehidupan, menghargai waktu dan menghargai orang-orang yang ada di sekitar ku tentunya. Aku juga ingin menjadi pribadi yang ada, nyata di hidup kalian. Aku mungkin senang menyendiri, tapi aku juga butuh kalian di saat yang aku butuhkan. Aku harap kalian menjadi nyata dalam kehidupan ku juga, yang ada dan bersedia untuk sekedar bercerita atau bahkan hanya sekedar menemani saja. Kadang lelah menjadi sosok yang baik-baik saja walaupun sebenarnya tak seperti kelihatannya. Yang terlihat kuat meski ternyata rapuh juga. Aku juga ingin menjadi orang yang ingin dikuatkan bukan yang selalu menguatkan. Yang ingin dihibur bukan yang selalu menghibur. Yang membutuhkan bukan yang selalu dibutuhkan. Atau bahkan yang ingin diperhatikan walaupun pura-pura tak perlu diperhatikan.
Dua puluh tahun juga harus menjadi titik dimana aku harus menatap ke depan, mempersiapkan kehidupan yang akan datang, fokus terhadap apa yang aku lakukan. Semoga kehidupan bersedia berbagi manis pahitnya dengan ku, semoga kehidupan tak seberat yang aku bayangkan dan semoga aku bisa melewati kehidupan dengan baik-baik saja.