Rabu, 27 Mei 2015

Bus dan Pria Pembuat Jatuh Hati

Source: google

Siang ini cuaca cukup panas, matahari berada tepat di atas kepala. Terik. Aku sedang berada di halte bus, menunggu bus yang jalurnya menuju ke rumahku. Hampir 1 jam aku menunggu, dan akhirnya bus yang ditunggu-tunggu datang juga. Aku segera masuk ke dalam bus, tak sengaja aku tertabrak dan hampir jatuh karena ulah seorang pria yang rasa umurnya sebaya denganku. Perawakannya kurus tinggi, dia memakai kemeja flanel kotak-kotak, skinny jeans dan converse hitam. Seketika emosiku hampir meledak. Ya, cuaca panas memang sering membuat emosiku memuncak, ditambah lagi karena ulah satu orang ini. Aku mencoba menahan diri. Akhirnya aku mencari tempat duduk dan kudapati kursi yang hanya tinggal satu di pojok belakang sebelah kiri. Aku berjalan ke arah dimana kursi itu berada. Dan ternyata orang yang duduk di sebelahku adalah dia, pria yang sempat menabrakku tadi.

"Ah, sial. Kenapa harus dapet tempat duduk di sini? Di sebelah pria ini lagi.", kataku dalam hati.

Sekilas aku melihat ke arah pria itu dan dia pun membalas tatapanku. Dia tersenyum dan meminta maaf atas apa yang sebelumnya terjadi, ya dia sadar telah menabrakku tadi.

"Maaf ya tadi hampir bikin kamu jatuh", ucapnya menyesal.

Beberapa detik aku terpana, wajahnya manis, ekspresinya malu-malu, dan itu membuatnya terlihat sangat lucu. Sepersekian detik aku terpesona. Dia melambaikan tangannya di depan wajahku, untuk menyadarkanku dari lamunan indahku.

"Oh iya, gapapa kok. Aku juga tadi yang salah, naiknya buru-buru sih hehe", kataku sambil tertawa.

Dia membalas tawaku dengan senyum, senyum yang begitu saja terekam manis dalam pikiranku. Dan akhirnya dia turun pada halte berikutnya.

"Duluan ya", ucapnya sambil berlalu.

Aku terpana lagi, kesekian kali. Pertemuan yang singkat namun akan selalu ku ingat. Wajahnya, senyumnya, gerak-geriknya, semuanya akan ku ingat. Mungkin nanti jika aku bertemu dia lagi, akan ku ucapkan terimakasih karena telah menghadirkan kenangan indah dalam bus ini.

"Aku jatuh hati pada lelaki yang tak ku kenal, yang tak ku ketahui siapa dia. Hanya saja yang aku tau, aku jatuh hati pada pandangan pertama kali".

Bored

Pernahkah kalian merasa bosan dan tak tau apa yang harus dilakukan? Jika pernah, berarti kita sama.

Beberapa hari ini, aku merasa kacau. Rasa bosan menghantuiku belakangan ini. Hidup terasa sangat monoton akhir-akhir ini. Aku rasa ini karena aku tak memiliki kegiatan wajib harian lagi, seperti berangkat kuliah atau mengerjakan tugas secara berkala. Belakangan ini yang aku lakukan hanya menonton televisi. Menonton acara tv yang isinya hampir serupa, gosip para artis yang sebenarnya tak penting bagi kita. Tapi apa boleh buat? Aku tetap menontonnya, hingga tanpa disadari aku hafal nama dan kasus apa saja yang sedang dihadapi mereka. Kurang kerjaan. Memang.

Souce: google

Hanya berada di rumah membuatku bosan. Tak ada teman berbagi cerita, tak bisa menikmati udara segar di luar rumah, tak bisa melihat pemandangan alam yang sebenarnya sangat menggoda.
Ya, mungkin aku hanya rindu. Rindu kegiatan rutinku, yang lalu. Rindu bercanda dengan teman-temanku, rindu udara luar yang bisa merefresh pikiranku, rindu dengan pemandangan alam yang lama tak ku abadikan dalam kameraku. Aku rindu. Rindu kadang memang kejam. Rindu yang tak tersampaikan dapat mengakibatkan kacau yang berkepanjangan. Dan aku hanya perlu keluar sebentar, menikmati keindahan alam dan bertemu teman-teman. Sebenarnya, itu saja yang sekarang aku butuhkan.

Rabu, 01 April 2015

Yudisium

Menurut Wiktionary, Yudisium adalah penentuan nilai (lulus) suatu ujian sarjana lengkap (di perguruan tinggi). Jadi, yudisium itu suatu keputusan dimana seorang mahasiswa dinyatakan telah memenuhi syarat dan secara sah dinyatakan "LULUS" dari bangku kuliah.


Bulan Februari yang lalu, akhirnya gue dan teman-teman seperjuangan angkatan 2011 (walaupun ga semuanya) dinyatakan lulus sebagai Sarjana Ekonomi. Ya, kita bangga dan bahagia tentunya akhirnya punya gelar dibelakang nama kita masing-masing. Well, perjuangan 3,5 tahun ini akhirnya membuahkan hasil juga. Tapi gue agak sedikit sedih, gue bukan lagi mahasiswa. Agak berat juga ninggalin status ini, tapi apa mau dikata sekarang gue harus move on dari status mahasiswa ke pengangguran terdidik #eh
Ya janganlah, nantinya tentu gue harus move on lagi ke status Karyawan atau Pekerja.

Ngomongin masalah nganggur-menganggur, jujur gue masih nyaman dengan status ini mungkin karena masih baru sebulanan ya tapi gatau deh beberapa bulan nanti. Ngomongin pengangguran tentu ga jauh-jauh dari nyari kerja, dan ini juga yang bikin gue sedikit takut. Kerja apa? Apa gue bisa kerja? Itu yang sekarang ada dipikiran gue. Tanggungjawab bakalan jauh lebih gede karena kita bakal punya komitmen sama perusahaan.

Gue sendiri masih ngerasa belum siap kerja, kelakuan masih kayak bocah gini #huft
Tapi gimana lagi, ini tuntutan man! Tuntutan dan kebutuhan. Tuntutan orangtua dan kebutuhan gue pribadi. Orangtua pasti bakalan gerah ngeliat gue tiap hari cuman ngabis-ngabisin jatah nasi tanpa pernah ngasih duit buat beli beras :(
Ya doain aja ya gaes, moga gue bisa dapet kerja, kerjanya asik, temennya baik, gajinya menarik. Hehehe.

Dan ini ada beberapa gambar yang diabadikan saat gue dan teman-teman yudisium-an. Momen terakhir bareng-bareng sebelum pada pulang dan sibuk nyari kerja masing-masing. Bakalan kangen kalian nih. Dan semoga kita semua bisa sukses di jalan masing-masing ya. Amin.

Manajemen '11 (ga lengkap)
\

Para Wanita 

Para Pria

Kita Semuaaaaa......

nb : jangan lupa ketemu lagi pas wisuda, semoga bisa foto bareng lagi dan gue bisa tulis diblog ini lagi :))

Minggu, 25 Januari 2015

Sidang Skripsi

Kemarin.
Tepatnya tanggal 24 Januari 2015, finally gue menjalani tahap paling mendebarkan di semester ini. Sidang, sidang skripsi alias pendadaran. Setelah berjuang menulis skripsi selama kurang lebih 5 bulan terakhir ini, akhirnya gue bisa ikut sidang juga.

Setelah bimbingan terakhir.
Tepatnya tanggal 13 Januari 2015 skripsi gue akhirnya di acc. Perasaan gue seneng, lega, akhirnya selesai juga si kampret yang membebani pikiran selama ini. Tapi ternyata gue baru sadar bahwa ada bahaya lain yang bakal lebih nakutin daripada nulis skripsi, yaitu ujian skripsi. Bayangin aja, lo bakal diuji sama dosen yang bakalan ngobrak-abrik isi skripsi lo dan nanyain segala sesuatu yang ada di skripsi lo tanpa bisa kita prediksi doi mau nanya apaan.

Gue stress, mulai deg-degan dan akhirnya gue coba mulai nyiapin diri buat ngadepin sidang nanti. Seminggu sebelum sidang gue berusahan buat belajar dan bikin ringkasan beberapa materi dasar yang nantinya bakal ditanya pastinya. Ujian nanti ada dua sesi, yang pertama ujian skripsi dan yang kedua ujian kompre dimana semua materi yang selama ini diajari bakal ditanyain. Dan parahnya kita gatau si dosen bakal nanya mata kuliah apa dan materi yang mana. Oke, gue pusing.

Seminggu telah berlalu.
Tiba saatnya untuk maju, maju perang melawan para dosen penguji. Gue sidang bareng 4 temen gue yang lain, ada Ani ,Yan, Ryan dan Udin. "Kita adalah pejuang hari ini dan kita harus semangat", demikian yang gue katakan dalam hati.

Pagi hari.
Gue nyiapin diri, nenangin diri dan kudu percaya diri. Gue berangkat ke kampus dengan santai, senyum juga masih mengembang seperi biasanya. Gue coba buat biasa aja, padahal sebenernya gue takut juga. Dan entah ini keberuntungan atau kesialan, diantara temen-temen gue adalah orang pertama yang dapet giliran pertama buat masuk ke ruang sidang. Hal pertama yang gue lakuin di dalem ruang sidang adalah berdoa.

Setelah itu dosen langsung nyuruh gue buat cerita isi skripsi gue mulai dari judul sampe kesimpulan. Gue jelasin dengan baik dan pelan-pelan. Abis itu, tiba-tiba dosen nyela dan bilang kalo dia ga percaya sama populasi data yang gue pake.

What? Gue shock. Gue coba buat jelasin karena emang menurut data yang gue dapet cuman ada segitu. Dosen masih bersikukuh dan pada akhirnya gue mencoba buat iyain aja perkataan doi sembari bilang nanti gue bakal nyari sumber data dan memastikan kebenarannya lagi. Selain itu hipotesis sama kesimpulan gue juga kena sasaran, ga sesuai. Alhasil setelah ini gue mesti revisi (lagi) beberapa hal yang ngga doi setujui. Selain itu doi juga nanya tentang materi dasar, dan gue gabisa jawab.

Please! Gue blank. Gue ngerasa bego banget. Padahal semalem gue belajar tentang itu tapi gue lupa dan gabisa jawab.

Oh shit! Gue ngedown. Gue keluar dengan perasaan yang ngga karuan. Gue takut kesalahan di skripsi gue dan kegagalan jawab pertanyaan tadi bakal ngaruh ke hasil ujian, gue takut kalo gue ngga lulus dan suruh ngulang ujian lagi. 

Beberapa jam kemudian.

Setelah semua selesai ujian, yang paling ditunggu tentu aja pengumuman. Kita semua dikumpulin dalam satu ruangan. Pengumuman agak lama dan justru itu yang bikin kita-kita makin penasaran dan deg-degan. Setelah beberapa saat dibuat penasaran, akhirnya dosen mengatakan bahwa kita semua dinyatakan LULUS. Gue lega, begitupun temen-temen. Kita semua salaman, termasuk dosen. Beliau-beliau ngasih selamat ke kita satu per satu, dan ini salah satu momen yang bikin terharu. Hehe.

Dan akhirnya sidang pun berakhir, dan gue lulus. Gue bersyukur sama Tuhan atas segala sesuatunya. Ngutip kata-katanya Mbah Presiden Jancuk Indonesia, Tuhan Maha Asik. Terimakasih. 

Dan inilah beberapa momen yang kemarin bisa diambil.



 

And special thanks for Ratna, Astik, Evi, Eka, Jami, Siti dan 
Mbak Erna (yang udah pulang duluan jadi ga sempet ikutan foto).


Thanks for the support, guys. 
Makasih ya udah nyempetin waktunya buat dateng dan support kita semua. 
I love you more than anything #eaaa

  

Senin, 27 Oktober 2014

Skripsweet!

Skripsi. Satu kata yang sedang menghantui hari-hari gue. Hidup gue belakangan ini jadi engga tenang. Tugas akhir kuliah yang satu ini sukses menguras pikiran. Prinsip awal gue ngerjain skripsi sih slow but sure, pelan tapi pasti. Bikin skripsi tuh gausah cepet-cepet tapi ya tetep harus tepat waktu.

Skripsi itu ibarat dedek lucu yang ada di kampus, bikin kepikiran terus tapi cuman bisa gue liatin dan gue gatau harus ngapain.

Udah hampir satu bulan sejak pembagian dosbing berlalu, dan gue masih santai bagaikan orang yang ga ada kerjaan, bagai mahasiswa akhir yang banyak liburan. Iya, semester akhir ini gue cuman kuliah 1 makul aja, tapi 3 sks sih lumayan juga. Jadwal kuliahnya pun hari Jumat, yang berarti sisa hari cuman gue abisin di kos sambil ngadepin laptop sembari mikirin skripsi. Bosen? Lumayan.

Kalo ada yang bilang mahasiswa akhir itu enak karena udah jarang kuliah, men LO SALAH. Ini bener-bener bosenin dan musingin. Dihadapkan pada jadwal kosong, engga ada kegiatan dan harus nyelesain tugas akhir itu bagaikan campuran antara sprite botolan sama bodrex terus dikocok abis itu lo buka tutup botolnya dan ya itu bakal MELEDAK! Sama kayak otak gue, kayak mau meledak rasanya. 

Ngerjain skripsi itu emang engga gampang, engga gampang buat nyusun niat, engga gampang buat ngumpulin mood, engga gampang buat nyiapin materi tulisan dan yang paling penting engga gampang buat buang rasa males. SERIUS. Kata kunci buat nyelesain skripsi itu ya cuma ke-engga gampang-an tadi, kalo lo udah bisa atasin itu semua lo LULUS men. Dan sekarang gue lagi berusaha buat ngatasin semua ke-engga gampang-an tadi supaya berubah jadi ke-gampang-an ngerjain skripsi.

Skripsi is not shit, but skripsi is sweet.